Dosen dan Mahasiswa Tadris Biologi Dorong Masyarakat Mengolah Limbah Minyak Menjadi Lebih Bernilai

Minyak jelantah yang merupakan minyak bekas pakai dari proses menggoreng, sering kali menjadi limbah yang sulit untuk dikelola dan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan. Ketika dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat menyumbat saluran pembuangan, mencemari air tanah, serta menyebabkan pencemaran sungai dan laut yang berdampak negatif pada ekosistem perairan bahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi kreatif dan berkelanjutan dalam mengelola minyak jelantah agar dapat dimanfaatkan kembali dengan aman dan efisien, serta mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan

Beranjak dari permasalahan tersebut, dosen dan mahasiswa Program Studi Tadris Biologi UIN STS Jambi berkolaborasi dengan pendamping PKH Muaro Jambi mengambil langkah proaktif dalam mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk mengolah limbah minyak menjadi lebih bernilai. Dengan fokus pada pemanfaatan kembali minyak jelantah, mereka menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan tentunya bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat.

Dalam upaya ini, dosen dan mahasiswa Tadris Biologi mengorganisir serangkaian kegiatan mulai dari penyuluhan hingga pelatihan praktis tentang pengolahan limbah minyak jelantah. Kegiatan  pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilaksanakan pada hari Jumat (17/5/2024) di kantor Desa Muaro Pijoan, pelatihan ini dikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan ibu-ibu mayarakat Desa Muaro Pijoan. Masyarakat desa diajak untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan sekaligus mengoptimalkan potensi ekonomi yang terkandung dalam limbah tersebut.

Ketua panitia PKM, Reza Ma’ruf, M.Pd. menyatakan, “Tujuan utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengubah paradigma masyarakat tentang limbah. Kami ingin masyarakat melihat limbah bukan sebagai masalah, tetapi sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali.”

Dalam pelatihan yang diselenggarakan, mahasiswa dan dosen Tadris Biologi memberikan panduan praktis tentang teknik-teknik sederhana untuk mengolah minyak jelantah menjadi produk bernilai berupa sabun. Mereka juga memberikan pengetahuan tentang dampak negatif dari pembuangan minyak jelantah secara tidak bertanggung jawab, termasuk pencemaran lingkungan dan kesehatan.

Hesti Riany, M.Pd dosen Tadris Biologi yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan. “Kami berharap melalui edukasi ini, masyarakat dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka sendiri. Dengan mengolah limbah minyak secara kreatif, kita dapat mengurangi dampak negatifnya dan pada saat yang sama menciptakan peluang ekonomi baru,” katanya.

Kepala Desa Muaro Pijoan, Datuk Yulyandi juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Beliau berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan semua pihak, dengan harapan dapat mendorong terbentuknya kelompok ibu-ibu penerima Program Keluarga Harapan (PKH) atau kelompok masyarakat lainnya yang dapat memproduksi sabun dari minyak jelantah, sehingga bisa menjadi usaha rumah tangga. “Kami, pemerintahan desa, siap mendukung penuh masyarakat yang akan mengembangkan usaha ini,” ujarnya.

Pelatihan ini merupakan contoh nyata dari upaya kolaboratif antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat untuk hidup lebih berkelanjutan. Semoga inisiatif dan solusi-solusi inovatif seperti ini dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi lingkungan dan masyarakat sekitar secara berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *